Mengenal Apa itu Plagiarisme dalam Blogging dan Cara Mengeceknya

Halo sobat blogger, di postingan kali ini saya ingin sedikit sharing tentang sesuatu hal yang masih berkaitan dengan dunia blogging, yang mana hal ini menyangkut pelanggaran hak cipta. Yakni sebuah tindakan menjiplak atau mencaplok karya orang lain secara tidak bertanggung jawab. Tindakan seperti ini kerap disebut sebagai Plagiarisme.

Dalam dunia blogging, tindakan Plagiarisme ini bisa dibilang merupakan salah satu aspek yang harus mendapat perhatian. Kenapa? Karena efek yang ditimbulkan bisa jadi sangat merugikan, baik itu bagi si pemilik hak cipta maupun bagi si plagiator tersebut. Bukan Cuma dalam bidang blogging sebenarnya, dalam bidang kreatif lain pun berlaku hal yang sama. Plagiarismee kerap menjadi sebuah momok yang menakutkan sekaligus menjengkelkan bagi para pekerja kreatif.

Bayangkan saja, ketika seseorang mencurahkan waktu, tenaga dan pikiran sampai berdarah-darah untuk membuat sebuah karya berkualitas, namun kemudian di luaran sana ada pihak  yang dengan sengaja dan seenaknya mengklaim bahwa dia pemilik hak ciptanya. Bagaimana perasaan Anda saat ada di posisi korban sang plagiator tersebut? Tentu sedikitnya ada rasa dongkol dalam hati.

Terlebih dalam blogging, missal Anda telah menghabiskan banyak waktu dan pikiran untuk menulis satu buah artikel utuh yang cukup panjang sejumlah 3000 atau lebih kata. Kemudian, keesokan harinya ada orang yang mencaplok dan copas bulat-bulat artikel Anda, dan hanya butuh beberapa menit  untuk kemudia artikel tersebut terpajang  di blog mereka tanpa sedikitpun menyebutkan sumber. Bagimana rasanya?

Tapi ya memang begitulah fakta yang ada. Dalam bidang kreatif apapun, yang namanya Plagiarisme itu sangat rawan terjadi. Apalagi blogging, kontennya adalah tulisan, dan tulisan yang telah terpublish bisa dilihat dan dibaca oleh banyak orang untuk diambil manfaatnya. Dan untuk sebagian orang bukan hanya diambil manfaatnya, tapi juga diambil juga isi artikelnya untuk dipajang di blognya dan diklaim sebagai milik mereka.

Bahkan kita sendiri juga mungkin pernah atau hampir terjebak juga dalam Plagiarisme. Mencopas postingan orang lain secara bulat-bulat, baik untuk tujuan komersial maupun tujuan iseng-iseng atau coba-coba seperti yang sering dilakuan newbie (pemula) saat pertama kali ngeblog, bingung blognya mau diisi apa, ya diisi saja dengan copas dari postingan orang lain dulu.  Tidak usah mencari kambing hitam, wong itu pengalaman saya juga kok dulu pas awal-awal ngeblog.

Sebuah pertanyaan muncul. Saya tidak mencopas postingan orang lain. Tapi hanya melihat untuk dijadikan inspirasi mencari ide artikel untuk kemudian disusun dengan bahasa dan redaksi sendiri. Salahkah menengok artikel blog lain untuk dijadikan bahan inspirasi? Jelas tidak.. Tidak salah sama sekali. Namun tetap ada batasan-batasan yang harus kita perhatikan agar terhindar dari Plagiarisme. Karena yang namanya Plagiarisme dalam dunia blogging itu bukan hanya berarti mencopas keseluruhan isi postingan sehingga terdapat kesamaan (duplicate content). Tapi juga bisa karena ada beberapa bagian, baik paragraph maupun kalimat yang disinyalir  atau terdeteksi sebagai hasil dari tindakan plagiat.

Jadi sejauh mana sebenarnya batasan sebuah postingan dikatakan terbebas dari Plagiarisme? Adakah criteria khusus?

Ini dia point Intinya :

Sebuah tulisan bisa disebut benar-benar terbebas dari Plagiarisme jika tidak ada 3 kata yang sama persis secara berurutan, dan juga berada pada topik artikel yang serupa. 
Contohnya: di artikel lain terpublikasi
"Ini akan menjadikan  facebook Anda terhindar dari berita-berita hoax".

Dan di artikel Anda tertulis
"Hal ini akan membuat  facebook Anda terhindar dari berita hoax".
3 kata ‘Facebook Anda terhindar’ di kedua kalimat di atas akan terdeteksi sebagai Plagiarisme. Karena seperti criteria yang sudah disebutkan, kedua kalimat di atas mengandung 3 kata yang sama secara berurutan dan juga dalam kategori / topik yang sama yaitu facebook.

Bagaimanakah solusinya? Tulislah dengan kata-kata dan redaksi sendiri. Menulis dengan kata-kata sendiri kemungkinan besar akan terhindar dari plagiarisme, karena cara pembawaan penulisan setiap orang pastinya berbeda. Kemudian carilah padanan kata sinonim sehingga tidak terdeteksi plagiat. Dan bisa juga dengan mensiasati mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif.

Lalu pertanyaannya, apakah memang tidak boleh terkandung 3 kata yang sama secara berututan antara satu artikel dan artikel lainnya, dalam topik yang sama?

Menurut mba Ratri sendiri, hal ini bukanlah aturan pasti. Aturan ini bisa saja berlaku jika yang dibandingkan adalah hanya kalimat pendek seperti contoh di atas. Tapi pada kenyataannya, jika konten yang dibandingkan memuat konten yang panjang, tentu ada criteria lain untuk menentukan apakah satu konten terdapat Plagiarisme atau tidak. Intinya usahakan minimal harus memiliki persentase originalitas sebesar 90%.

Lalu bagaimana cara mengetahui tingkat originalitas dari artikel kita, apakah mengandung Plagiarisme atau tidak. Gampang saja, Anda bisa melakukan pengecekan di tools yang berfungsi untuk mengecek plagiarsme. Salah satunya yang sering saya pakai adalah Plagiarismea.net dan smallseotools. Dengan menggunakan tools online tersebut, kita bisa mengetahui apakah artikel kita terdeteksi Plagiarisme atau tidak. Nanti akan terlihat berapa skor berupa nilai persentase originalitas. Kalau artikel yang Anda buat memang hasil tulisan sendiri, saya rasa Anda tidak perlu khawatir, karena dipastikan artikel Anda akan mendapat skor originalitas yang tinggi, di atas 90%.

Bagaimana caranya? Gampang saja. Kali ini saya coba menggunakan smallseotools. Tools ini gratis namun cukup powerfull untuk mendeteksi Plagiarisme.
  1. Silakan buka link berikut smallseotools.com/Plagiarism-checker/
  2. Lalu akan terbuka field / bidang isian. Inputkan teks artikel yang akan dicek ke dalamnya. Maksimal sekali pengecekan untuk setiap bidang adalah sejumlah 1000 kata.
  3. Scroll ke bawah, inputkan captcha.
  4. Mulai chek dan tunggu prosesnya berjalan.
  5. Setelah selesai, maka akan bisa diketahui berapa nilai / skor persentase originalitas dari artikel anda. Jika nilainya di atas 90%, maka selamat. Artikel anda sudah layak untuk dipublish di blog.
Catatan: 
Pastikan artikel yang dicek menggunakan smallseotools itu belum dipost / dipublish ke blog Anda. Karena jika itu terjadi, maka smallseotools akan juga menghitung dan mendeteksi blog Anda yang berisi artikel tersebut, sehingga nanti hasil skor yang dihasilkan menjadi tidak akurat.

Adapun untuk Plagiarismea.net, caranya juga sama. Bedanya, di sini Anda perlu terlebih dahulu membuat akun, kalau di smallseotools tidak perlu.

Sebenarnya masih banyak cara dan tools lain untuk mengecek Plagiarisme ini. Salah satunya yang paling populer adalah copyscape. Berbeda dengan kedua tools di atas yang berfungsi untuk mengecek artikel yang masih mentah (belum dipublish), Copyscape sendiri mengecek artikel yang telah terpublish, yakni dengan memasukkan URL dari artikel tersebut. Hasilnya akan disajikan laporan blog-blog atau situs yang terdeteksi memiliki konten sama dengan konten artikel yang dicek.

Baik, sekian saja artikel sederhana plagiarisme ini. Intinya adalah, sebagai blogger tetaplah senantiasa berusaha menghasilkan konten original. Sejelek apapun tulisannya, akan tetap lebih bagus dan lebih bernilai ketimbang cuma kopas karya orang lain secara bulat-bulat.

loading...

Berlangganan dan Dapatkan 5 Ebook Dahsyat tentang Motivasi, Personal Developement dan Financial Freedom - Gratis


0 Response to "Mengenal Apa itu Plagiarisme dalam Blogging dan Cara Mengeceknya"

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung. Silakan berkomentar dengan bijak terkait artikel yang Anda baca di atas.
Mohon maaf, Spammy Comments dan/atau mengandung Active Link tidak akan ditampilkan.