Cara Membentuk Pola Berpikir Kreatif ala Creative Playbook [Review]
Halo sobat blogger sekalian, di artikel kali ini saya ingin memberikan review alakadarnya tentang sebuah buku bagus yang baru-baru ini saya baca, yakni berjudul Creative PlayBook- Rahasia Berpikir Kreatif Dengan Cara Menyenangkan Sekaligus Ffisien. Penulisnya sendiri adalah seorang pengusaha sekaligus praktisi Internet Marketing bernama Tahta Muhammad.
Sedikit cerita, saya membeli buku ini sebenarnya sudah cukup lama, dari Gramedia Matraman 2016 lalu. Namun jujur baru saya baca seminggu terakhir ini. Entah apa alasannya, kok bisa-bisanya mengabaikan buku sekeren ini dalam jangka waktu lama tanpa pernah saya sentuh.
Inilah juga mungkin salah satu efek dari Information Overload, terlalu banyak informasi dari sana-sini, dari buku, internet atau pun ebook yang beraneka judulnya yang kadang membuat kita bingung mau menyantap yang mana dulu hingga akhirnya melupakan dan selalu menunda untuk sekadar membereskan satu buku bacaan. Hal ini pula yang saya alami bersama buku Creative Playbook ini. Saya boleh dibilang agak menyesal karena baru membacanya sekarang, kenapa nggak dari dulu. Tapi ya sudahlah tidak ada gunanya menyesal, "lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali", right?
Apa yang dibahas di buku ini?
Sesuai dengan judulnya, buku ini membahas tentang cara bagaimana kita bisa berpikir kreatif dengan cara menyenangkan dan efisien.
*Wah ternyata untuk berpikir kreatif itu ada caranya ya?
*Bukannya kreatif itu emang dari bawaan lahir?
*Ada yang terlahir dengan otak yang kreatif ada juga yang memang biasa-biasa saja dan tidak bisa diajak kreatif. Bukannya begitu?
Ya pertanyaan sejenis di atas itulah yang juga ada dalam pikiran saya selama ini. Saya berpikir dan terjebak dalam asumsi yang menyebutkan bahwa kreatif itu hanya dimiliki oleh orang-orang yang dari bawaan lahir nya sudah kreatif. Atau lebih tepatnya saya berpikir bahwa kreatif itu bawaan lahir.
Tapi nyatanya saya salah, kreatif itu ternyata bisa dilatih dan ada polanya. Dan sekali kita sudah mengetahui serta menguasai pola tersebut kita bisa menerapkannya dalam berbagai hal, termasuk dalam pemecahan masalah.
Sama seperti penjahit tas ransel misalnya. Penjahit tas biasanya sudah memiliki pola pola untuk tas bagian belakang, bagian atas untuk resleting, dan bagian depan termasuk pola untuk kantong-kantong dan yang lainnya. Pola yang membentuk kain atau bahan dari tas tersebut sehingga gampang untuk dibentuk menjadi sebuah tas. Dan karena sudah punya polanya maka si penjahit tas tersebut bisa membuat tas pertama, kedua, ketiga hingga berlusin tas bisa dengan gampang dibuat.
Begitu pula dengan kreativitas, seperti dijelaskan di dalam buku ini, maka ketika kita telah dapat menguasai pola tersebut kita bisa berpikir kreatif dalam berbagai hal dalam pemecahan masalah karena polanya sudah kita punya.
Buku Creative Playbook ini saya rasa sangat unik, beda dari buku-buku kebanyakan. Saya yakin bahwa penulis juga menerapkan pola pikir kreatif dalam penyusunan buku ini. Diantaranya di setiap bab ada ilustrasi yang menggambarkan tentang setiap pola kreatif itu sendiri. Ilustrasi yang hadir cukup interaktif, ada bagian di mana bisa kita isi / corat-coret bukunya untuk sekaligus mempratekkan cara berpikir kreatif. Tidak jarang setiap materi juga disertai dengan contoh-contoh dan analogi yang gampang ditangkap oleh akal kita. Sehingga apa yang disampaikan dapat dengan mudah kita cerna untuk tahu maksud dan cara penerapannya.
Kedua: dari penyusunan paragraf dalam buku ini unik karena cenderung tidak tidak menyesuaikan dengan kaidah penulisan paragraf pada umumnya.
Dalam setiap halaman dibikin pola semacam zig-zag antar paragraf. Dari paragraf yang satu ke paragraf kedua bisa jadi berbeda dari segi tampilan.
Paragraf 1 dengan tulisan yang saya kira cukup kecil, hanya berukuran mungkin 10.
Lalu di paragraf kedua dibikin tulisan dengan huruf kapital semua dan warna yang mencolok yakni memakai warna oranye.
Pun saat lanjut ke paragraf ke-3, dibikin normal lagi menjadi tulisan paragraf seperti di paragraf 1 dan di paragraf 4 seperti paragraf kedua. Masih dalam satu halaman, tapi menampilkan paragraf dengan huruf yang ukurannya kecil, namun di lain paragraf, terlihat penulisan huruf yang besar dan kapital.
Jujur tampilan layout halaman seperti itu menjadikan saya khususnya sebagai pembaca tidak merasa bosan dalam membaca bukunya. Menarik.
Pembahasan yang disajikan pun bagi saya sendiri ini merupakan ilmu baru dan sebelumnya belum pernah saya temukan di buku-buku lainnya.
Jadi setelah membaca buku ini saya jamin sobat akan tahu tentang pola kreatiivtas itu seperti apa. Pola pikir yang membentuk cara berpikir supaya lebih kreatif. Dan dengan mengetahui pola ini, kita belajar untuk dapat dengan mudah mencari ide ide yang out of the box yang bisa diterapkan, baik itu dalam penciptaan produk baru, menciptakan nama brand, maupun dalam pemecahan berbagai macam masalah, karena tidak jarang yang namanya masalah juga harus diselesaikan dengan cara-cara yang kreatif sehingga bisa cepat menemukan solusi.
Bagaimana Cara Membentuk Pola Berpikir Kreatif ala Creative Playbook ?
Berikut saya coba sedikit berikan gambaran tentang bagaimana cara membentuk pola pikir kreatif tersebut. Ternyata ada 4 tahapan yang mesti kita lewati untuk membentuk sebuah pemikiran kreatif yang WOW. Untuk awal-awal, saya sendiri merasakan caranya seperti agak ribet. Tapi sebenarnya, setelah ditelusuri lebih jauh, saya yakini justru pola-pola tersebut memang bisa lebih menghemat banyak waktu dan tenaga dalam penerapannya.
Tahapan 1 Investigasi Masalah
Dalam tahap ini, kita menggunakan cara berpikir seperti seorang detektif. Menggali sebanyak mungkin pertanyaan hingga titik terdalam. Metode yang digunakan :
- Deeeper why : kita mengajukan pertanyaan “mengapa” sebanyak 3 – 5 kali untuk menemukan apa yang menjadi masalah sebenarnya.
- The right question : seringkali kita gagal menemukan solusi atas masalah kita disebabkan karena kita salah dalam menanyakan pertanyaan yang tepat.
- Break the box : Asumsi / pandangan / persepektif kita terhadap sesuatu dapat membuat kita tidak bisa melihat masalah sesungguhnya.
Tahapan 2 Mencari Ide
Untuk mendapatkan ide sebanyak mungkin dapat menggunakan metode / tools :
- Ideastorming : memikirkan sebanyak-banyaknya ide, dengan membebaskan pikiran dari kritik dan evaluasi.
- Reverse Brainstorming : memikirkan sebanyak-banyaknya ide atas suatu masalah yang dilihat dari sudut pandang negatif (misal : bagaimana caranya agar tidak disukai oleh rekan kerja?)
- Role Play Brainstorming : memikirkan sebanyak-banyaknya ide, dengan bermain peran (misal : jika saya adalah seorang koki, jika saya adalah seorang dokter, dll)
- Anticompetition : memikirkan ide yang berbeda dari kompetitor dengan cara mengurangi, menghilangkan, meningkatkan, dan menciptakan.
- Emphaty tools : memikirkan ide yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan kita dengan mengajukan pertanyaan : apa yang sedang dipikirkannya? apa yang didengarnya? sakit hati apa yang dirasakannya? apa yang ia lakukan dan katakan? apa yang dilihatnya? apa yang ingin dicapai?
- SCAMPER : memikirkan ide dengan melakukn substitusi, combine, adapt, modify, put to another use, eliminate, dan reverse
- Breakdown and Improve : memikirkan ide dengan memecah ide besar menjadi ide-ide kecil sehingga lebih mudah untuk di-improve
- Visual Thinking : menemukan ide dengan menggunakan metafora atau analogi yang divisualisasikan
- Put random input : menemukan ide dengan mengkombinasikan ide dengan hal yang dipilih secara acak
Tahapan 3 Seleksi Ide
Untuk menilai, menyaring, dan memilih ide terbaik dapat menggunakan metode / tools :
- idea box : memilih ide yang terbaik berdasarkan dua kategori : ide (biasa / tidak biasa) dan kemudahan penerapan (mudah diterapkan / sulit diterapkan)
- Idea scoring : memilih ide berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dan diberi skor
- Peta Pro dan Kontra : memilih ide dengan menimbang aspek pro dan kontra
Tahapan 4: Realisasi Ide
Untuk realisasi ide menjadi solusi dapat menggunakan metode / tools :
- Action plan : membuat rencana kerja
- Prototype : membuat contoh produk yang dapat di uji coba
- Negative Feedback : meminta feedback negative dari orang lain
- Improving : melakukan proses perbaikan terus menerus
Nah itulah sedikit gambaran dan insight saya tentang buku Creative Playbook ini. Saya merekomendasikan pada sobat sekalian untuk membaca buku ini, terlebih jika sobat adalah orang yang bergelut dengan dunia industri kreatif.
Adapun saya sendiri orangnya bisa dibilang gak kreatif-kreatif amat, namun sebagai seorang blogger (walau masih newbie), nampaknya saya merasa perlu untuk menerapkan prinsip-prinsip yang dijelaskan dalam buku ini untuk membentuk pola pikir kreatif. Sehingga ke depannya bisa dengan mudah dalam menemukan ide-ide segar dalam pembuatan artikel, lebih efisien dalam mengerjakan berbagai jenis tugas serta bisa dengan efektif dalam menyelesaikan beragam persoalan / masalah.
Baik, sekian saja artikel kali ini. Semoga bermanfaat. Terima kasih.
loading...
0 Response to "Cara Membentuk Pola Berpikir Kreatif ala Creative Playbook [Review]"
Post a Comment
Terima kasih telah berkunjung. Silakan berkomentar dengan bijak terkait artikel yang Anda baca di atas.
Mohon maaf, Spammy Comments dan/atau mengandung Active Link tidak akan ditampilkan.